Prompt May — Yume BLLK
Prompted by SFragment on Wattpad
Blue Lock by Muneyuki Kaneshiro & Nomura Yusuke
Story written by Nikishima Kumiko
***
[ Kumi | Keranjang ]
Anak lelaki berambut merah itu mendelikkan mata tatkala mendapati keranjang yang ia bawa telah dipenuhi oleh berbagai macam makanan ringan. Ia menghela napas ketika menemukan senyum bahagia nan polos yang dipenuhi perasaan tak bersalah tersebut, melemparkan tatapan penuh berharap dengan iris biru kehijauannya yang khas.
Apakah Itoshi Sae harus menolak? Benar, dia harus segera menolak, mengingat ibunya pasti tidak menyukai adiknya yang terlalu gemar akan makanan manis ini. Bisa-bisa, gigi gadis berambut biru muda menggemaskan itu akan berlubang.
Namun, bagaimana bisa Sae sampai tega hati untuk menghapus senyuman itu? Ia tidak bisa, tak mampu meski sudah berusaha menolak sekuat tenaga melalui perdebatan batinnya sendiri. Maka, helaan napas lolos dari bibirnya. Ia mengacak helaian rambut adiknya, memilih pasrah.
“Untuk kali ini saja, yah …”
“Yey!”
Sorakan yang riang, tapi tidak untuk uang bulanan Sae.
.
.
.
[ Kumi | Belanja ]
Nagi menyipitkan mata saat menemukan sosok yang sangat dikenalnya itu menenteng berbagai kantung plastik dan tas kertas, pertanda telah belanja dengan puas hari ini. Seharusnya, ketika berbelanja, maka perasaan akan dipenuhi oleh bahagia. Namun, raut wajah gadis itu nampak tak bersemangat.
Lesu dan letih, sama seperti dirinya.
“Kumi,” panggil Nagi, mencoba mengulik akibat rasa penasaran yang kian bertambah. Mendengar namanya dipanggil, gadis itu menoleh dan mengerjapkan mata.
Kumiko memasang senyum pudar, “Ada apa, Nagi?”
Nagi tak langsung merespon. Ia lantas mencubit pipi gadis itu. Tetapi, tak ada balasan seperti biasanya. Apa mungkin, gadis itu lelah?
“Lagi capek, ya?”
Gadis itu mengangguk.
“Kalau capek, jangan malah bawa barang belanja segunung begini, dong. Otaknya tolong dipake.”
“Iya… maaf….”
Nagi hanya menghela napas, mengesampingkan rasa malasnya dan mengambil seluruh belanja tersebut. Mau tak mau, membuat Kumiko mengerjapkan mata terkejut.
Kali ini, malah Nagi yang bertingkah tak seperti biasanyaーhanya demi Kumiko.
.
.
.
[ Kumi | Struk ]
Kertas tipis nan kecil itu dipegangnya, diberikan setelah ia berbelanja beragam macam snack. Lelaki berambut ungu dengan ekspresi bingung khasnya, melempar tatapan aneh pada sang gadis yang tengah memegang selembar struk belanja tersebut. Yang ditatap hanya menatap balik, ikut kebingungan.
“Ada apa, Reo?”
“Yah, tidak apa-apa. Aku tak ada masalah kalau kau beli snack sebanyak ini. Tapi, kau sudah makan siang belum, Kumiko?” tanya Reo, menaikkan alisnya sebelah, membuat si gadis hanya tersenyum tak bersalah. Dari responnya, Reo jadi tahu pasti bahwa gadis itu sama sekali belum menyentuh makanan berat untuk mengisi perutnya.
Dengan kesal, Reo menyita snack tersebut, membuat Kumiko melotot terkejut.
“Tidak boleh makan snack!”
“Ta-tapi, itu ‘kan aku beli pakai uangku sendiri, Reo!”
“Tidak boleh ya artinya tidak boleh!”
Oh, mengapa Mikage Reo sangat ketat sekali padanya?
.
.
.
[ Kumi | Antrian ]
Sejauh mata memandang, Reo mendapati barisan manusia yang menunggu di atas mentari nan mendung, menanti sebuah makanan kedai baru dibuka. Tentu saja, Reo bisa menyewa langsung kedai tersebut. Namun, gadisnya pasti akan merasa marah karena tak dapat mendapatkan sensasi menunggu dengan antusias.
Memang aneh.
Di kala yang lain ingin segera mendapatkannya, ia memilih untuk berbaur dan ikut dalam antrian. Padahal, badannya saja kecil begitu. Bagaimana kalau ia jatuh sakit nantinya?
Reo tidak ingin hal buruk terjadi pada pujangga hatinya.
Lantas, ia mengangkat suara, “Kita istirahat dulu, yuk. Nanti Baaya yang urus.”
“Ga mauuu! Aku mau mengantri di sini. Aku mau berjalan langkah demi langkah untuk bisa masuk ke dalam kedai itu dan menikmati harum pancake-nya!” renggut Kumiko, mengembungkan pipinya kesal.
Ia bisa membalas apa?
Mikage Reo keras kepala, tetapi Itoshi Kumiko lebih batu lagi darinya. Karena itu, setelah mengembuskan napas pasrah, ia memilih untuk mengalah.
Biarlah ia mengikuti arus kemauannya kali ini. Toh, nanti sendirinya, gadis itu akan capek.
Yah, walau tidak capek pun, Reo akan tetap mengikuti ke mana pun gadis itu pergi dan mengabulkan segala permintaannya.